Minggu, 05 April 2009

Ompong











(yang ini siy blom ompong)


Jadi orang tua memang susah-susah gampang, itulah yang saya alami saat ini. Gigi Ibrahim ternyata memang parah dan harus diambil tindakan secepatnya. Ibrahim harus berhenti nyusu malam dan diganti dengan air putih. Huhuhu..sedih rasanya tidak memberikan Ibrahim susu malam hari dan menggantinya dengan air putih, tapi ini memang untuk kebaikan Ibrahim demi menyelamatkan gigi nya. Dokter di Jerman bilang bahwa tidak masalah malam tidak menyusu dan dia sudah mengharuskan untuk mengganti dot dengan gelas. Walah…bagaimana mengganti dot dengan gelas kalau Ibrahim selalu tidur dengan minum susu dengan cara nge dot. Dulu kita (aku dan Odi) berencana akan memberikan susu Ibrahim sampai dia bosan, entah bagaimana caranya, apakah dalam keadaan tidur malam atau pun siang-siang, pokoknya nyusu banyak dan makan pun banyak.

Setelah konsultasi dengan dokter di Indonesia, dokter anak Ibrahim saat kita masih di sana yaitu dokter Supriyadi , ternyata beliau mengerti kegundahan kita sebagai orang tua yang selalu menginginkan yang terbaik untuk anak. Beliau memang sudah tidak menyarankan Ibrahim untuk susu malam saat bobo, selain tidak baik untuk lambungnya yang bekerja terus juga untuk gigi nya yang akan memperbanyak flek. Tapi beliau tidak menyarankan untuk mengurangi pemberian kuantitas susu pada Ibrahim, yang beliau sarankan adalah mengubah pola pemberian susu sehari-hari agar Ibrahim tetap dapat banyak minum susu walaupun tidak menyusu lagi pada malam hari. Dokter Supriyadi memang tidak ada matinya, saran beliau dari dulu selalu bijak, tidak menjudge orang tua, karena beliau tau setiap bunda dan ayah akan memberikan yang terbaik untuk buah hatinya.

Sore sekitar jam 5 pada hari Selasa 31 Maret 2009,Ibrahim main-main diatas heizung (pemanas ruangan). Khawatir rasanya Ibrahim jatuh. Kadang aku bingung, kenapa tidak ada habis energi nya. Sepanjang hari Aktif,lincah dan tidak mau diam. Loncat-loncat, panjat bangku dan lari-lari, semua hal yang buat nya bikin aku spot jantung.
Aku peluk Ibrahim dan menggendongnya membawa dia duduk di karpet. Untuk mengalihkan perhatiannya pada heizung aku menyuruh dia melihat acara di televisi yang tidak kalah menariknya. Tapi bukan Ibrahim namanya kalau tidak kembali ke heizung untuk menghilangkan penasaran bermainnya, dan tiba-tiba Ibrahim menangis berlari ke arah ku, entah apa yang terjadi mulutnya mengeluarkan darah semua, Astafirullahaladzim, ternyata Ibrahim terkatuk heizung dan salah satu gigi depannya patah di tengah.
Lemas rasanya melihat itu semua, dan hari ini papa Odi tidak ke kantor, kebetulan ada acara bersama departementnya untuk mengikuti Audi Workshop. Untungnya Odi sedang ke arah perjalanan pulang, Ibrahim berhenti menangis dan darahpun sudah berhenti keluar, dia terus berada dalam gendongan ku. Semua yang aku khawatirkan akhirnya terjadi juga. Tidak lama kemudian Odi sampai dirumah dan segera membawa Ibrahim ke dokter. Secara rumah kita memang di tengah kota, didepan terdapat Klinikum dan di pinggir terdapat reha Zentrum disana tempat para dokter praktek dan salah satu nya terdapat praktek dokter gigi.

Aku sengaja menunggu di rumah untuk standbay siapa tahu Odi memerlukan data-data yang diperlukan. Tapi ternyata dokter-dokter tersebut tidak menyelesaikan masalah, dokter gigi reha zentrum tidak berani melakukan tindakan dan merujuk salah satu dokter pada esok hari karena memang sudah sore. Dokter di klinikum juga , apalagi dokter tersebut bukanlan dokter gigi melainkan dokter jaga 24 jam rumah sakit. Ya Allah , kita tinggal di negara Maju, haruskah Ibrahim menunggu sampai besok dengan gigi yang menggantung patah, bagaimana menyusu nya, tidurnya, makan malam nya, sedangkan masih 12 jam menunggu ke arah esok pagi. Gila…gila…harusnya kasus Ibrahim adalah standard nya para dokter gigi melakukan tindakan. Apa yang mereka pelajari selama kuliah di kedokteran, mungkin saat seseorang akan sekarat pun akan dibiarkan meninggal dengan sendirinya dengan alasan tidak berani mengambil tindakan. Bingung..dan tidak berhenti untuk bingung…rasanya jauh sekali dengan kualitas dokter gigi di Indonesia, karena salah satu ponakan pernah juga mengalami hal yang sama dan bisa langsung ditindak oleh dokter gigi daerah perkampungan sekalipun. Aneh…mereka hebat hanya didukung oleh peralatan hebat tanpa skill yang memadai…
Akhirnya atas petunjuk seorang teman di Ingolstadt, mba Kori, kita menuju arah dokter gigi Evelyn Diensthuber. Alhamdulillah praktek dokter Diensthuber belum tutup dan saat di telp oleh Odi , mereka menyuruh kita datang langsung tanpa termin dahulu (Accident..harus pakai termin…masya Allah…). Dokter Diensthuber langsung mengambil tindakan, dia mencabut setengah dari gigi Ibrahim dan mentambalnya bagian bawah. Odi sempat kaget tapi aku sudah lihat sekilas kerjanya sangat rapih karena bagian bawah gigi Ibrahim pun sudah rapih dengan tambalan yang dibuatnya.

Alhamdulillah akhirnya kasus hari ini sudah terselesaikan, tapi dokter Diensthuber menyarankan untuk segera memperbaiki gigi Ibrahim yang berflek karena untuk menyelamatkan gigi nya sesegera mungkin. Saran beliau untuk segera mengganti dot susu dengan gelas ( wadohh..kayaknya kalau ini tidak mungkin deh…) dan menghilangkan nyusu malam saat bobo dan menggantinya dengan air putih ( kalau yang ini InsyaAllah akan di coba karena sudah ada petunjuk dari dokter anak yaitu dokter Supriyadi ).
Mulai malam ini kita coba menganti pola nyusu nya, dan sekarang Ibrahim jadi Ompong didepan..huhuhu..apalagi kalau tersenyum Ibrahim selalu memperlihatkan semua giginya, tapi tidak mengapa lah..kata Bunda Mahira kann yang penting tetep kece dan keyen…

Rencana selanjutnya adalah memperbaiki gigi Ibrahim. Berhubung Operasi yang dulu bersama Dokter gigi GrĂ¼ber gagal, maka kita harus mencari alternative dokter gigi yang lain, karena dokter Dienstubher tidak bisa menangani kasus ini dan dokter yang dibidangnya yang bisa menangani kasus ini…susah yah tinggal di Jerman..satu dokter gigi tidak bisa menangani berbagai kasus masalah gigi..… Sampai sekarang masih Bingung…Bingung deh…

Tidak ada komentar: